Minggu Bercerita

Thursday 29 October 2020

Semua orang punya alasan

Kau tak dapat menilai kebahagiaan hanya dari sebuah senyuman, dan menilai tangis sebagai kesedihan.

Kau tak dapat menilai begitu saja pilihan seseorang dari sudut pandangmu, sebab ia melihat dari mata yang berbeda denganmu.

Semua orang punya lembaran untuk dilukis, semua orang punya alasan untuk pilihan yang dipikirnya manis.

Aku pun begitu.

Sesuai Hatimu

Aku belajar bahwa memberi adalah tentang mengharapkan ridho-Nya.
Tentang menunjukan sebuah bukti nyata.

Aku belajar bahwa bukanlah tugas kita untuk menilai. 
Bukan pula untuk menduga-duga. 
Sebab aku tahu, janji itu benar.

Semua akan dibalas sesuai dengan niatnya.
Entah benar atau hanya sebuah kebohongan,
jangan lewatkan itu.

Dia akan dibalas sesuai niatnya.
Aku akan dibalas sesuai niatku.
Balasan untukmu sesuai apa yang ada di hatimu.


Wednesday 10 June 2020

"Aku Ingin" sajak romantis Sapardi Djoko Damono yang menyentuh hati

Sapardi Djoko Damono merupakan seorang maestro puisi kebanggan Negeri ini yang lahir pada 20 Maret tahun 1940. Banyak karya-karyanya yang begitu dicintai, karena dari kata-kata sederhana ia mampu merangkainya menjadi penuh makna dan berkesan. Berikut adalah salah satu puisi indahnya yang begitu mencuri perhatian.


"Aku Ingin"

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.


Bagaimana menurut kalian guys?
Romantis bukan ;)

Tuesday 9 June 2020

"Sebuah Tanya" puisi karya Soe Hok Gie yang tak lekang oleh waktu

Jika mendengar nama Soe Hok Gie, kita pasti akan teringat kisah tentang seorang aktivis muda dan karya-karyanya yang luar biasa. Kisah hidup Gie bahkan diadopsi menjadi sebuah film berdasarkan catatan hariannya "Catatan seorang Demonstran" yang diperankan oleh aktor ternama Nicholas Saputra pada tahun 2005 silam. Berikut adalah salah satu puisi karya Soe Hok Gie yang melegenda.


Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(Kabut tipis pun turun pelan-pelan
di lembah kasih, lembah mendalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

(Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi muram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru.